Rabu, 09 September 2015

"Senang"

    Mudah kalau hanya mengakatakan berhenti tanpa ada rasa menyesal dan beban. Mudah mengatakan tidak bisa jika memang tanpa usaha. Mudah melupakan jika memang tanpa kenangan. Mudah untuk pergi jika tanpa ada keterkaitan. Mudah untuk hilang jika tanpa arah dan tujuan. 

    Sekedar untuk berbicara hal sepele pun terasa enggan. Untuk sekedar menyapa dari kejauhan pun terasa berat dan memilih untuk menghindar. sekedar bertatap mata terasa lebih dingin. Sekedar bertutur kata akan terasa salah. 

     Dulu tak begini, saling bertanya hingga hari terasa singkat. Dulu tak begini, kita masih ingin tau lebih tentang latar belakang masing masing. Dulu tak begini, masih saling tertawa di dalam cengkrama. Senang dan sedih jika terbayang hari-hari itu. Menjadi takut akan kehilangan tanpa kepemilikan, menjadi risau tanpa ada kepastian, dan menjadi senang tanpa perlu ada penghiburan 

     Cepat. Tak terasa waktu berjalan. Walau memang singkat, tetapi ada yang hilang dari hari dan malam. Hilangnya buta sesaat membuat terang mata yang pedih menyilaukan. Kenyataan datang. 

      Munafik jika berkata tak sedih. Sedih menjadi kongkrit secara konotatif ataupun denotatif. Sedih jika mengingat hal yang dulu dibanggakan telah hilang. Sedih jika harus melihat akhir dengan air mata. Sedih jika mendengar pilihan akan kenyataan. Sedih jika harus mendengar keputusan dan alasan. 

     Senang akan selalu ada jika sedih menemani. Sedih menjadi berarti jika berdampingan dengan senang. 

     Lelah jika mengingat perjuangan untuk mencapai tujuan dan kemenangan.
Sedih melihat air mata yang jatuh karena egoisme, kenyataan, keputusan, pertimbangan, kenangan, dan penyesalan.






1 komentar: